BERES menyelesaikan sekolah menengahnya di tahun 1978, Wynton meninggalkan New Orleans, hijrah ke New York untuk belajar musik klasik di Juilliar School of Music. Dua tahun kemudian, ia bergabung dengan kelompok Art Blackey and the Jazz Messenger.
Bersama Art Blackey inilah Wynton belajar banyak ihwal konsep bigband jazz. Ilmu yang diserap dari Blakey ini menjadi bekal berharga Wynton saat beberapa tahun kemudian ia banyak tampil dalam berbagai tur musik jazz bersama tokoh-tokoh jazz kawakan macam Sarah Vaughan, Dizzy Gillespie, Miles Davis, Harry Edison, Clark Terry, Sonny Rollins serta legenda-legenda jazz lainnya.
Bagi sementara kalangan penikmat jazz, Wynton Marsalis dianggap sebagai salah satu sosok yang masih memelihara kemurnian jazz. Pada titik ini, Wynton dinilai sebagai musisi yang setia mempertahankan unsur-unsur baku jazz yang kian luntur tersapu pop-fusion. Keteguhannya memegang unsur-unsur baku jazz ini menyebabkan Wynton menjadi salah satu tokoh jazz paling terkemuka dan paling kontroversial di era tahun 1980-an dan 1990-an.
Meskipun jazz kini telah menjadi bagian hidupnya, Wynton Marsalis tidak melupakan sama sekali musik klasik yang pernah ditekuninya saat remaja. Bersama perusahaan rekaman Sony Classical, Wynton Marsalis merilis sejumlah album musik klasik yang memuat repertoar musik periode Barok, periode Klasik serta periode Romantis abad ke-20. Selain itu, ia juga sempat membantu proyek beberapa album musik khusus untuk balet. Kepiawaiannya dalam musik jazz dan klasik tersebut membuat Wynton Marsalis dianugerahi penghargaan Grammy sebanyak delapan kali untuk kategori musik jazz dan klasik.
Di luar aktivitas bermusiknya, Wynton Marsalis menaruh minat besar dalam bidang pendidikan, sosial dan perdamaian serta kemanusiaan. Untuk itu, ia rela menyisihkan sebagian waktunya untuk mengajar dan memberikan berbagai workshop musik di sejumlah sekolah di New Orleans dan New York. Setiap musim panas, Wynton juga rutin berkunjung ke Marciac, Prancis, untuk menyelenggarakan workshop jazz bagi anak-anak di Negeri Menara Eiffel itu -- di samping menjadi penampil tetap di Marciac Jazz festival.
Masih terkait dengan soal perdamaian dan kemanusiaan, bersama lembaga Freedom Campaign, Wynton Marsalis ikut memelopori konser yang bertujuan untuk memberi dukungan moral kepada rakyat Myanmar sekaligus menggugah kesadaran masyarakat dunia akan terjadinya pelanggaran kemanusiaan di Myanmar.
Doktor kehormatan
Atas kiprah dan jasanya di bidang musik, pendidikan, sosial serta perdamaian dan kemanusiaan, Wynton Marsalis dianugerahi sejumlah gelar doktor kehormatan dari beberapa universitas, antara lain Universitas Brandeis, Universitas Brown, Universitas Columbia, Universitas Denison, Haverford College, Universitas John Hopkins, The Manhattan School of Music, Universitas Princeton, Universitas Miami, Universitas Yale dan Universitas Southern Methodist.
Selama 17 tahun terakhir karirnya sebagai musisi, Wynton Marsalis telah merilis sedikitnya 53 album jazz dan 19 album musik klasik. Di samping itu, ia telah tampil di lebih dari 30 negara dan lebih dari 120 konser. Jumlah negara dan konser yang dikunjungi dan diikutinya itu tentu saja akan bertambah lagi.(jok)
Bersama Art Blackey inilah Wynton belajar banyak ihwal konsep bigband jazz. Ilmu yang diserap dari Blakey ini menjadi bekal berharga Wynton saat beberapa tahun kemudian ia banyak tampil dalam berbagai tur musik jazz bersama tokoh-tokoh jazz kawakan macam Sarah Vaughan, Dizzy Gillespie, Miles Davis, Harry Edison, Clark Terry, Sonny Rollins serta legenda-legenda jazz lainnya.
Bagi sementara kalangan penikmat jazz, Wynton Marsalis dianggap sebagai salah satu sosok yang masih memelihara kemurnian jazz. Pada titik ini, Wynton dinilai sebagai musisi yang setia mempertahankan unsur-unsur baku jazz yang kian luntur tersapu pop-fusion. Keteguhannya memegang unsur-unsur baku jazz ini menyebabkan Wynton menjadi salah satu tokoh jazz paling terkemuka dan paling kontroversial di era tahun 1980-an dan 1990-an.
Meskipun jazz kini telah menjadi bagian hidupnya, Wynton Marsalis tidak melupakan sama sekali musik klasik yang pernah ditekuninya saat remaja. Bersama perusahaan rekaman Sony Classical, Wynton Marsalis merilis sejumlah album musik klasik yang memuat repertoar musik periode Barok, periode Klasik serta periode Romantis abad ke-20. Selain itu, ia juga sempat membantu proyek beberapa album musik khusus untuk balet. Kepiawaiannya dalam musik jazz dan klasik tersebut membuat Wynton Marsalis dianugerahi penghargaan Grammy sebanyak delapan kali untuk kategori musik jazz dan klasik.
Di luar aktivitas bermusiknya, Wynton Marsalis menaruh minat besar dalam bidang pendidikan, sosial dan perdamaian serta kemanusiaan. Untuk itu, ia rela menyisihkan sebagian waktunya untuk mengajar dan memberikan berbagai workshop musik di sejumlah sekolah di New Orleans dan New York. Setiap musim panas, Wynton juga rutin berkunjung ke Marciac, Prancis, untuk menyelenggarakan workshop jazz bagi anak-anak di Negeri Menara Eiffel itu -- di samping menjadi penampil tetap di Marciac Jazz festival.
Tahun 2001 silam, Sekjen PBB Kofi Annan -- yang notabene salah seorang penggemar beratnya -- sempat memilih Wynton Marsalis menjadi Duta Besar Perdamaian PBB. "Anda memiliki karir dan dedikasi yang luar biasa di bidang musik dan kemanusiaan. Semoga melalui kontribusi Anda kepada dunia musik dan kemanusiaan tersebut, pesan perdamaian akan bergema ke seluruh penjuru dunia," kata Annan kepada Wynton ketika itu.
Masih terkait dengan soal perdamaian dan kemanusiaan, bersama lembaga Freedom Campaign, Wynton Marsalis ikut memelopori konser yang bertujuan untuk memberi dukungan moral kepada rakyat Myanmar sekaligus menggugah kesadaran masyarakat dunia akan terjadinya pelanggaran kemanusiaan di Myanmar.
Doktor kehormatan
Atas kiprah dan jasanya di bidang musik, pendidikan, sosial serta perdamaian dan kemanusiaan, Wynton Marsalis dianugerahi sejumlah gelar doktor kehormatan dari beberapa universitas, antara lain Universitas Brandeis, Universitas Brown, Universitas Columbia, Universitas Denison, Haverford College, Universitas John Hopkins, The Manhattan School of Music, Universitas Princeton, Universitas Miami, Universitas Yale dan Universitas Southern Methodist.
Selama 17 tahun terakhir karirnya sebagai musisi, Wynton Marsalis telah merilis sedikitnya 53 album jazz dan 19 album musik klasik. Di samping itu, ia telah tampil di lebih dari 30 negara dan lebih dari 120 konser. Jumlah negara dan konser yang dikunjungi dan diikutinya itu tentu saja akan bertambah lagi.(jok)
Komentar
Posting Komentar