Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

'Wetah Di Alung-alung'

HAMPIR tiap kota di Jawa memiliki apa yang diistilahkan sebagai alun-alun. Lazimnya, alun-alun dikelilingi oleh gedung pusat pemerintahan yang biasanya berada di sisi utara atau selatan dan di sisi baratnya terletak sebuah bangunan mesjid. Sebagai sebuah ruang publik, alun-alun adalah sebuah tempat yang nirsekat di mana warga masyarakat dari beragam lapisan sosial bisa berinteraksi dengan bebas, akrab, tanpa jarak. Idelanya, alun-alun ini bisa menjadi semacam jembatan interaksi antara pengelola kota dan para warganya. Sejarah mencatat, Alun-alun Bandung dibangun sekitar tahun 1900-an. Di masa lalu, kawasan Alun-alun Bandung ini merupakan tempat aneka kegiatan masyarakat. Berbagai aktivitas dari mulai tempat rekreasi cuci-mata hingga tempat jajan serba ada berpusat di Alun-alun Bandung. Terkait dengan suasana alun-alun sebagai tempat rekreasi dan cuci mata, komedian Suryana Fatah sempat mendeskripsikannya lewat sebuah lagu berbahasa Sunda bertajuk "Alung-alung". Lagu ...

Mencekal Tante Sun

TATKALA kita membincangkan musik Indonesia, khususnya musik pop, tampaknya kurang lengkap rasanya bila tidak menyinggung-nyinggung nama Bimbo, kelompok musik legendaris asal Kota Bandung, yang mulanya lebih beken dengan sebutan Trio Bimbo. Grup musik yang dibentuk tahun 1967 ini beranggotakan tiga personel awal yakni Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah (Sam), Darmawan Dajat Hardjakusumah (Acil) dan Djaka Purnama Dajat Hardjakusumah (Jaka). Dalam perkembangan selanjutnya, Iin Parlina ikut pula bergabung sehingga jumlah personel band ini genap menjadi empat orang. Dalam peta musik pop Tanah Air, Bimbo disebut-sebut oleh sementara kalangan sebagai salah satu band pelopor di negeri ini yang turut mendobrak tradisi dominasi penyanyi-penyanyi tunggal (solois) sepanjang era tahun 1960-an. Sepanjang kiprahnya meramaikan blantika musik Tanah Air, Bimbo telah merilis sedikitnya 200 album dan 800-an lagu. Kelompok musik yang para personelnya merupakan kakak-beradik ini juga berhasil menya...

Rayap-rayap Perusak Negara

PARA koruptor di negeri ini sering diidentikkan dengan tikus. Hobi tikus yang gemar menggerogoti barang-barang di rumah kita disamasebangunkan dengan hobi para koruptor yang suka menggerogoti anggaran negeri ini. Adakah hewan lain yang juga pantas menjadi perlambang kaum koruptor? Ada, paling tidak menurut amatan Mogi Darusman, seniman serba bisa yang pernah merilis sejumlah lagu sarat protes sosial. Dalam salah satu lagunya bertajuk "Rayap-rayap", yang digarap bersama Teguh Esha, Mogi Darusman mengidentikkan koruptor dengan rayap dan babi. Di mata Mogi Darusman, karakter dan perilaku rayap yang merusak serta karakter dan perilaku babi yang rakus cocok sekali dengan karakter dan perilaku para koruptor. Cermati saja sebagian lirik lagu “Rayap-rayap” berikut ini: Kau tahu rayap-rayap makin banyak di mana-mana Di balik baju resmi merorong tiang negara Kau tahu babi-babi makin gemuk di negeri kita Mereka dengan tenang memakan kota dan desa Rayap-rayap yang gana...