Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Pola Awet-Rajet

POLA relasi atau hubungan personal bisa bermacan-macam. Salah satunya apa yang oleh orang Barat disebut love-hate relationship. Ada kontradisksi di sana. Di satu sisi ada cinta, kasih sayang, tapi di sisi lain, ada benci dan ketidaksukaan. Dalam bahasa Sunda, ada pola hubungan yang diistilahkan sebagai awet-rajet . Hubungan yang langgeng, sampai batas waktu tertentu, tapi kerap diwarnai dengan aneka pertikaian. Langgeng mungkin karena ada cinta di sana. Tapi, ada juga pertikaiaan serta perseteruan karena di sana ada pula kebencian yang membara. Idealnya, pola hubungan adalah love-love relationship . Atau juga awet-awet. Jangan awet tapi rajet . Ada sebuah lagu yang melukiskan pola hubungan love-hate relationship dan awet rajet ini. Lagunya dibawakan oleh Eminem dan Rihanna. Judulnya Love the Way You Lie . Sebagian liriknya berbunyi seperti ini. Just gonna stand there and watch me burn But that's all right because I like the way it hurts Just gonna stand there a...

Nelangsa tapi Perlu Tetap Tegar

KEHILANGAN orang tercinta, beserta semua kenangan yang menyertainya, senantiasa membuat kita nelangsa. Namun, kita mesti tegar menghadapinya. Pandemi corona (Covid-19) benar-benar memporak-porandakan kehidupan kita. Dampak yang ditimbulkannya sangat masif dan menerpa nyaris semua aspek kehidupan. Akibat pandemi corona, banyak orang mengalami kehilangan -- mulai dari kehilangan tempat nongkrong, kehilangan pekerjaan hingga kehilangan orang-orang tercinta. Tragis memang. Tapi, itulah realitanya. Itulah kehidupan yang, suka atau tidak, harus kita lakoni dan hadapi. Kehilangan, apalagi kehilangan orang tercinta, beserta kenangan-kenangan yang menyertainya, senantiasa membuat kita nelangsa. Tapi, toh kita perlu pula tegar.Tak boleh nelangsa merundung diri kita selamanya. Nelangsa di satu sisi, tapi perlu tetap tegar di sisi lain boleh jadi dialami oleh Adam Levine, Stefan Johnson, Jordan Johnson, Michael Pollack, Jacob Kasher Hindlin, Jon Bellion dan Vincent Ford tatkala kawan ...

Antassalam, 'Andaikan', dan Camelia Malik

DI zamannya, radio Antassalam bukan hanya menjadi stasiun radio dangdut paling top di Kota Bandung, tetapi juga pernah menjadi stasiun radio dengan rating teratas di ibukota Jawa Barat ini. Mari kembali ke awal tahun 90-an. Jika Jakarta saat itu memiliki CBB , stasiun radio dangdut yang mengudara di frekwensi 107,55 MHz, maka Bandung mempunyai Antassalam , di frekwensi 106,5 MHz. Mengudara dari Jalan Purwakarta 200, Antapani, Bandung Timur, Antassalam dulunya bernama Fortune , yang berformat multisegmen. Setelah menyandang nama  Antassalam , format berubah menjadi radio dangdut. Daya pancar Antassalam terbilang lumayan kuat. Di Desa Sukarame, Sukanagara, Cianjur Selatan, yang jaraknya sekitar 112 kilometer dari Bandung, siaran Antassalam dapat diterima dengan jelas, layaknya stasiun radio lokal. Saban hari, lagu-lagu dangdut mengalun dari stasiun radio ini. Salah satu lagu dangdut yang kerap mengudara lewat Antassalam ketika itu adalah "Andaikan" dan "Perp...

Terlalu Indah Dilupakan

TEMPAT mungkin saja berubah, tapi kenangan yang menyertainya tetap abadi. Torehan kenangan bisa tercipta kapan saja dan di mana saja. Dimensi waktu maupun tempat kemudian menjadi saksi bagi kenangan yang tercipta. Kenangan manis romantis yang tertoreh tak jarang terus dikenang lantaran mungkin terlalu susah atau justru terlalu indah dilupakan. Ada kenangan yang tercipta saat kita sedang dalam sebuah perjalanan. Entah itu di atas bus antarkota, di dalam kereta atau juga di atas pesawat. Mungkin juga kenangan itu tercipta ketika kita sedang melintas di salah satu jalan di sebuah kota. Berpuluh tahun setelah momen kenangan kita alami, mungkin saja tempat-tempat yang pernah menjadi saksi sejarah kenangan itu telah berubah, bahkan tiada. Namun, meski tempat-tempat itu berubah, atau juga tiada, kenangannya sediri boleh jadi tetap abadi, lekat terpatri di hati sanubari. (jok)

Corona dan Kelelawar Sayapnya Hitam

VIRUS corona (Covid-19) disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan kelelawar. Wabah virus corona menjalar ke mana-mana. Dari yang asalnya cuma melanda Wuhan, Tiongkok, kini nyaris merata merundung berbagai negara. Termasuk Indonesia. Kelelawar dicurigai sebagai penyebab corona. Temuan sejumlah peneliti menunjukkan bahwa virus pemicu COVID-19 sempat terlihat pada kelelawar tapal kuda yang ada di Tiongkok. Sementara itu, ada juga sebagian peneliti lain yang meyakini bahwa trenggiling adalah hewan utama yang berperan dalam penularan virus corona ke manusia. Sudah barang tentu, perlu penelitian lebih jauh untuk lebih memastikan hal ini. Dengan begitu, bisa didapat kesimpulan yang tegas ihwal hewan mana yang paling berperan dalam penularan virus corona. Kelayapan malam Dalam bahasa Sunda, kelelawar disebut kalong . Mereka yang sering kelayapan malam hingga dini hari atau pun suka begadang sampai dini hari sering dijuluki si Kalong. Terjaga sampai dini hari untuk melakukan sej...

Korona, Kesunyian, dan Kesepian

WABAH virus korona (Covid-19) yang kian meluas saat ini telah mendorong otoritas di banyak negara menutup rapat-rapat ( lock down ) sebagian maupun seluruh wilayah mereka. Di Indonesia, sejak korona merajalela, pemerintah mengimbau warga untuk menjaga kontak dan menjaga jarak. Warga, jika tidak memiliki kepentingan mendesak, diminta untuk tetap tinggal di rumah masing-masing. Dalam situasi di mana penyakit menular mewabah dengan cepat dan luas, mengisolasi diri merupakan langkah terbaik. Mengisolasi diri bukan hanya dapat mencegah kita tertular penyakit (saat kita sehat), melainkan juga mencegah kita menularkan penyakit ke orang lain (ketika kita mungkin saja  telah terinfeksi virus penyakit). Saat wabah penyakit menular merajalela, laku soliter, mengisolasi diri, menyepi dari keramaian, berguna untuk memutus rantai penyebaran penyakit.  Hidup dalam kesunyian, hidup dalam kesendirian, menjauh dari keramaian, dapat ikut menyelamatkan jiwa orang lain. Di luar soal ...

Dangdut dan Martabat Musik Indonesia

“Music is a moral law. It gives soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination, and charm and gaiety to life and to everything.” -Plato PRESIDEN Joko Widodo menilai dangdut lebih bagus ketimbang K-pop. Hal itu diungkapkannya ketika berbincang dengan para siswa-siswi SMA Taruna Nusantara Magelang, di Istana Bogor, beberapa waktu silam. "Kita boleh saja lihat K-Pop. Tapi, kita kan juga punya musik yang lebih bagus. Keroncong, dangdut, lagu daerah yang kita miliki," kata Presiden Joko Widodo, seperti dikutip sejumlah media. Suka atau tidak, dangdut memang identik dengan Indonesia. Dangdut is the music of my country , begitu kata para personel Project Pop. Kalau Korea boleh bangga punya K-pop, maka Indonesia semestinya bangga punya dangdut. Menurut Andrew N Weintraub, Professor Musik di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, yang juga penulis  buku bertajuk Dangdut Stories: A social and Musical History of Indonesia ‘s Most Popular Music , salah sa...

Panbers dan Indonesia Milik Kita

DALAM peta musik pop Tanah Air, Panbers disebut-sebut oleh sementara kalangan sebagai salah satu band pelopor di negeri ini, yang mendobrak tradisi dominasi penyanyi-penyanyi tunggal (solois) sepanjang era tahun 1960-an. Ensiklopedia online wikipedia mencatat nama Panbers mulai berkibar menyusul penampilan band ini di acara bertajuk Jambore Band, yang dihelat di istora Jakarta pada tahun 1970. Di acara itu, mereka mentas bersama dengan Koes Plus dan D’Lloyd.  Seusai acara Jambore Band, Panbers pun mulai sering muncul di TVRI sehingga popularitas mereka makin terkerek dan diperhitungkan. Buntutnya, mereka pun didapuk untuk masuk dapur rekaman. Sepanjang kiprahnya meramaikan blantika musik Tanah Air, sederet prestasi maupun penghargaan berhasil ditorehkan oleh Panbers. Sebut saja, misalnya, anugerah Piringan Emas untuk sejumlah lagu mereka yaitu Bebaskan (1975), Nasib Cintaku (1976), Musafir (1978), Kasihku (1979), Gereja Tua (1986), Cinta dan Permata (2001). Panbers jug...

Jazz dan Pesan Perdamaian Wynton Marsalis (1)

BERLATIH keras dan lebih keras. Itulah kalimat yang selalu menempel di benak Wynton Marsalis, terompetis jazz papan atas yang telah menggondol berbagai penghargaan internasional sepanjang kiprahnya dalam dunia musik jazz. Bagi pria yang memiliki nama lengkap Wynton Learson Marsalis ini, untuk menjadi musisi hebat, modal bakat saja tidak cukup. Dalam pandangannya, seseorang perlu mengasah bakatnya lewat latihan keras, bukan hanya seminggu, sebulan atau setahun, namun latihan keras bertahun-tahun. Pandangan Wynton tersebut, tentu saja, berdasar pada pengalaman nyata yang dihadapinya di mana ia mengabdikan diri sepenuhnya bagi musik, khususnya musik jazz dan musik klasik. Betapa tidak. Meski sudah menjadi musisi kenamaan dalam balantika musik jazz, Wynton tetap serius berlatih. Setiap hari, rata-rata ia menyisihkan waktu sekira 3-4 jam untuk berlatih. Jika ada pertunjukan, porsi latihan tersebut durasinya ditambah. "Saya tidak akan tidur semalaman sebelum semua komposisi yang aka...

'Wetah Di Alung-alung'

HAMPIR tiap kota di Jawa memiliki apa yang diistilahkan sebagai alun-alun. Lazimnya, alun-alun dikelilingi oleh gedung pusat pemerintahan yang biasanya berada di sisi utara atau selatan dan di sisi baratnya terletak sebuah bangunan mesjid. Sebagai sebuah ruang publik, alun-alun adalah sebuah tempat yang nirsekat di mana warga masyarakat dari beragam lapisan sosial bisa berinteraksi dengan bebas, akrab, tanpa jarak. Idelanya, alun-alun ini bisa menjadi semacam jembatan interaksi antara pengelola kota dan para warganya. Sejarah mencatat, Alun-alun Bandung dibangun sekitar tahun 1900-an. Di masa lalu, kawasan Alun-alun Bandung ini merupakan tempat aneka kegiatan masyarakat. Berbagai aktivitas dari mulai tempat rekreasi cuci-mata hingga tempat jajan serba ada berpusat di Alun-alun Bandung. Terkait dengan suasana alun-alun sebagai tempat rekreasi dan cuci mata, komedian Suryana Fatah sempat mendeskripsikannya lewat sebuah lagu berbahasa Sunda bertajuk "Alung-alung". Lagu ...

Mencekal Tante Sun

TATKALA kita membincangkan musik Indonesia, khususnya musik pop, tampaknya kurang lengkap rasanya bila tidak menyinggung-nyinggung nama Bimbo, kelompok musik legendaris asal Kota Bandung, yang mulanya lebih beken dengan sebutan Trio Bimbo. Grup musik yang dibentuk tahun 1967 ini beranggotakan tiga personel awal yakni Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah (Sam), Darmawan Dajat Hardjakusumah (Acil) dan Djaka Purnama Dajat Hardjakusumah (Jaka). Dalam perkembangan selanjutnya, Iin Parlina ikut pula bergabung sehingga jumlah personel band ini genap menjadi empat orang. Dalam peta musik pop Tanah Air, Bimbo disebut-sebut oleh sementara kalangan sebagai salah satu band pelopor di negeri ini yang turut mendobrak tradisi dominasi penyanyi-penyanyi tunggal (solois) sepanjang era tahun 1960-an. Sepanjang kiprahnya meramaikan blantika musik Tanah Air, Bimbo telah merilis sedikitnya 200 album dan 800-an lagu. Kelompok musik yang para personelnya merupakan kakak-beradik ini juga berhasil menya...

Rayap-rayap Perusak Negara

PARA koruptor di negeri ini sering diidentikkan dengan tikus. Hobi tikus yang gemar menggerogoti barang-barang di rumah kita disamasebangunkan dengan hobi para koruptor yang suka menggerogoti anggaran negeri ini. Adakah hewan lain yang juga pantas menjadi perlambang kaum koruptor? Ada, paling tidak menurut amatan Mogi Darusman, seniman serba bisa yang pernah merilis sejumlah lagu sarat protes sosial. Dalam salah satu lagunya bertajuk "Rayap-rayap", yang digarap bersama Teguh Esha, Mogi Darusman mengidentikkan koruptor dengan rayap dan babi. Di mata Mogi Darusman, karakter dan perilaku rayap yang merusak serta karakter dan perilaku babi yang rakus cocok sekali dengan karakter dan perilaku para koruptor. Cermati saja sebagian lirik lagu “Rayap-rayap” berikut ini: Kau tahu rayap-rayap makin banyak di mana-mana Di balik baju resmi merorong tiang negara Kau tahu babi-babi makin gemuk di negeri kita Mereka dengan tenang memakan kota dan desa Rayap-rayap yang gana...